Studi Intertextuality (Kejadian 22:18 dan Galatia 3:8 Tentang Iman)

Authors

  • Ertina Tarigan STTII MEDAN

DOI:

https://doi.org/10.2500/kerugma.v6i2.180

Abstract

Alkitab firman Allah yang hidup sebagai wahyu Tuhan kepada Abraham dab Israel, disebarkan kepada bangsa-bangsa mendengar janji yang Tuhan turunkan kepada bangsa Israel. Nenek moyang bangsa Israel, Abraham, disebut sebagai bapak orang percaya dan kisah hidupnya menjadi landasan awal pemberitaan firman Tuhan hingga perkembangannya di Galatia kata tersebut masih terus menjadi tokoh Abraham perantara kepada orang-orang Galatia. Sebagai penegasan Paulus kepada jemaat Galatia dalam surat Paulus kepada jemaah Galatia 3:8. Paulus jelas menunjukkan konteks argumentasinya orang-orang Galatia berdasarkan sejarah dalam konteks Kejadian 22:18 ditujukan kepada jemaat Galatia, tenang “dibenarkan oleh Allah karena kasih karunia-Nya dan ketaatan Abraham” disebut bapa orang percaya, dan kaum keturunanya. Abraham adalah bapa bagi bangsa-bangsa akan menerima janji-janji Allah, “Abraham” mempunyai perananan penting dalam sejarah, penemuan makna konteks pentateukh surat Galatia. 3:8 berdasarkan penegasan Intertextuality dalam konteks makna yang terkandung dalam surat Paulus kepada orang Yahudi dan bangsa lain berdasarkan ketentuan sejarah nenek moyang orang percaya, dituangkan melalui nenek moyang orang Yahudi. Mengetahui tokoh penting pada konteks kitab Perjanjian Lama, maka surat Paulus kepada jemaat di Galatia secara sistematis menjelaskan pandangan Paulus dalam melaksanakan ketaatan Abraham (Gal. 3:8) adalah sikap seseorang yang beriman kepada Tuhan, dan dibenarkan oleh iman kepada Tuhan. Paulus berpandangan tentang kehidupan Abraham konteks Kejadian 22:18, Abraham disebut bapaorang percaya menjadi keselamatan, menurut ketaatan ditunjukkan kepada pribadi yang benar, yaitu orang yang taat kepada Tuhan saat harus menghadapi tantangan sulit sekalipun, Abraham menuruti kehendak Tuhan dalam hidupnya bersama Tuhan, ujian yang lebih sulit dijelaskan dalam Kejadian 22 sebelum ayat 18 telah terlewati, disaat memerintahkan Abraham untuk mengambil Ishak, putra satu-satunya dikasihinya untuk mengorbankan Ishak, sebagai korban bakaran, konteks menunjukkan kesetian Abraham teruji ketika Ishak anaknya yang dijanjikan Tuhan kepada Abraham dengan penantian panjang, namun dijanjikan seperti bintang di langit banyaknya.

Downloads

Published

2025-06-24

How to Cite

Tarigan, E. (2025). Studi Intertextuality (Kejadian 22:18 dan Galatia 3:8 Tentang Iman). KERUGMA: Jurnal Teologi Dan Pendidikan Agama Kristen, 6(2), 41–59. https://doi.org/10.2500/kerugma.v6i2.180

Issue

Section

Articles